BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah bangsa yang majemuk,
terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Terdiri dari berbagai suku
bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki
keanekaragaman budaya tersendiri. Di setiap budaya tersebut terdapat
nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan mulai
ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya
sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman
budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh
budaya luar dan karakter mayarakat Indonesia yang suka meniru.
.Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak memegang amanah dalam menjaga kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan sampai di saat budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan budayanya kini terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman, salah satu contohnya yang telah kita tahu kesenian Reog Ponorogo yang berasal dari Jawa Timur ponorogo telah di akui oleh bangsa Malaysia itu di sebabkan karena kekurangpedulian dan pelestariannyannya kita terhadap budaya kita
Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya sehingga membuat kita sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-penemuan baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-negara Barat tersebut dapat kita simak dan saksikan melalui layar televisi, koran, Internet dan sebagainya yang sering membuat kita geleng-geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai penemuan orang-orang Barat tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif yang dapat kita ambil dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri makin maju dan modern diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.
Kebiasaan-kebiasaan orang Barat yang telah membudaya tersebut hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang Barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ke timuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang Barat. Kebudayan-kebudayaan Barat tersebut dapat kita mulai dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.
.Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak memegang amanah dalam menjaga kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan sampai di saat budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan budayanya kini terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman, salah satu contohnya yang telah kita tahu kesenian Reog Ponorogo yang berasal dari Jawa Timur ponorogo telah di akui oleh bangsa Malaysia itu di sebabkan karena kekurangpedulian dan pelestariannyannya kita terhadap budaya kita
Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya sehingga membuat kita sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-penemuan baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-negara Barat tersebut dapat kita simak dan saksikan melalui layar televisi, koran, Internet dan sebagainya yang sering membuat kita geleng-geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai penemuan orang-orang Barat tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif yang dapat kita ambil dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri makin maju dan modern diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.
Kebiasaan-kebiasaan orang Barat yang telah membudaya tersebut hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang Barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ke timuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang Barat. Kebudayan-kebudayaan Barat tersebut dapat kita mulai dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.
B.rumusan
masalah
A. apa pengertian antropologi dan ilmu
administrasi negara?
B. bagaimana fase-fase perkembangan
antropologi?
C.antropologi masa kini?
D.apa hubungan antropologi dengan ilmu
administrasi negara?
E.hubungan antropologi dengan ilmu-ilmu lain?
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN ANTROPOLOGI DAN ADMINISTRASI
NEGARA
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan
orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat
istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi
lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam
arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip
seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik
beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Anthropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos)
yang berarti "manusia"
atau "orang", dan logos yang berarti "wacana"
(dalam pengertian "bernalar", "berakal"). Anthropologi
mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Anthropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti
manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang
secara tradisional memisahkan anthropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan
lainnya yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia.
Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga
metode anthropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian
pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.
Adapun pengertian antropologi
menurut para ahli yaitu:
- William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
- David Hunter: anthropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
- Koentjaraningrat: Anthropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian
sederhana anthropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek
dari manusia, yang terdiri dari aspek fisik dan nonfisik berupa warna kulit,
bentuk rambut, bentuk mata, kebudayaan, aspek politik, dan berbagai pengetahuan
tentang corak kehidupan lainnya yang bermanfaat
PENGERTIAN
ADMINISTRASI NEGARA
Administrasi negara adalah proses kerja sama antara dua
orang atau lebih demi mencapai tujuan bersama.
B.Fase-fase
perkembangan antropologi
Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Manusia dan kebudayaannya,
sebagai bahan kajian Antropologi.
Sekitar
abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak
menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah
petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun
jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan
suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut.
Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal
dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
Bahan
etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada
permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku
luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul
usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
Fase Kedua (tahun 1800-an)
Pada
fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi
karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat
dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang
lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa
sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
Pada
fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan
kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang
tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Fase Ketiga (awal abad ke-20)
Pada
fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan
Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala
seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang
kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam
menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari
kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai
mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa,
mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.
Fase
Keempat (setelah tahun 1930-an)
Pada
fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku
bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh
kebudayaan bangsa Eropa.
Pada
masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan
dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia
kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan
sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.
Namun
pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa
untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut
berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap
bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.
Proses-proses
perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan
kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di
daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.
C. Antropologi Masa Kini
Etnografi
yang diartikan sebagai “pelukisan”
(deskripsi) tentang bangsa-bangsa, digunakan secara umum di Eropa Barat untuk
menyebut bahan keterangan yang ada dalam tulisan-tulisan tentang masyarakat dan
kebudayaan suku-suku bangsa bukan Eropa maupun untuk metode-metode yang
digunakan untuk mengumpulkan dan mengumumkan bahan tersebut.
Etnhologi, yang berarti ilmu bangsa-bangsa juga telah
dipkai sejak awal. Yang mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan
sejarah perkembangan kebudayaan manusia.
Voelkerkunde, dalam bahasa Jerman, atau volkenkundedalam
bahasa Belanda, adalah istilah untuk “ilmu bangsa-bangsa”, dan terutama
dipergunakan di Eropa Tengah sampai sekarang.
Kultukunde, berarti “ilmu kebudayaan”, istilah ini
pernah dipakai sarjana antropologi Jerman L. Frobenius, dalam arti yang sama
seperti Ethnology di Amerika.
Anthropology
atau “Ilmu tentang manusia”, adalah suatu
istilah yang pada awalnya mempunyai makna yang lain, yaitu ilmu tentang
ciri-ciri tubuh manusia.
Cultural
anthropology akhir-akhir
ini terutama digunakan di Amerika tetapi kemudian digunakan juga di
negara-negara lain untuk bagian antropologi yang tidak mempelajari physical
antropologi, yaitu yang secara khusus mempelajari tubuh manusia.
D.HUBUNGAN ANTROOPOLOGI MASA KINI DENGAN ILMU
ADMINISTRASI NEGARA
di
dalam ilmu administrasi negara, dikenal suatu konsep yaitu sistem administrasi
negara.
Setiap negara pasti memiliki sistem administrasi negara masing - masing.
sistem ini tidaklah berdiri sendiri, tapi dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, termasuk dari ilmu antropologi.
dengan kata lain, antropologi mempengaruhi sistem administrasi negara di sebuah negara.
ilmu antropologi itu sendiri mempelajari budaya yang ada di dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, budaya di dalam masyarakat tsb akan mempengaruhi sistem administrasi negara.
misalnya saja di masyarakat negara maju, di mana lebih mengutamakan budaya profesionalisme. Budaya profesional ini akan turut mempengaruhi sistem administrasi negara sehingga para aparat di dalamnya menganut budaya profesional.
di sisi lain, di masyarkat negara berkembang yang cenderung lebih mengutamakan budaya kekeluargaan, budaya kekeluargaan juga akan mempengaruhi sistem administrasi negara. Contoh nya saja, mobil dinas malah digunakan untuk jalan - jalan keluarga.
Setiap negara pasti memiliki sistem administrasi negara masing - masing.
sistem ini tidaklah berdiri sendiri, tapi dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, termasuk dari ilmu antropologi.
dengan kata lain, antropologi mempengaruhi sistem administrasi negara di sebuah negara.
ilmu antropologi itu sendiri mempelajari budaya yang ada di dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, budaya di dalam masyarakat tsb akan mempengaruhi sistem administrasi negara.
misalnya saja di masyarakat negara maju, di mana lebih mengutamakan budaya profesionalisme. Budaya profesional ini akan turut mempengaruhi sistem administrasi negara sehingga para aparat di dalamnya menganut budaya profesional.
di sisi lain, di masyarkat negara berkembang yang cenderung lebih mengutamakan budaya kekeluargaan, budaya kekeluargaan juga akan mempengaruhi sistem administrasi negara. Contoh nya saja, mobil dinas malah digunakan untuk jalan - jalan keluarga.
E.Hubungan antara
Antropologi dan Ilmu-Ilmu Lain
Hubungan
antara Geologi dan Antropologi. Ilmu geologi mempelajari ciri- ciri dari lapisan bumi beserta
perubahan –perubahannya, dan juga artefak-artefak maupun bekas-bekas kebudayaan
hasil galian para ahli arkeologi, untuk menganalisa umur dari lapisan bumi
tempat benda-benda itu tersimpan.
Hubungan
antara Paleoantropologi dan Antropologi. Paleoantropologi sebagai ilmu yang meneliti fosil makhluk-makhluk purba
guna merekontruksi proses evolusi yang terjadi pada manusia.
Hubungan
Antara Ilmu Anatomi Dan Antropologi. Memerlukan bantuan ilmu anatomi karena ciri-ciri dari berbagai bagian
kerangka manusia, bagian tengkorak, serta ciri-ciri dari bagian tubuh manusia.
Hubungan
antara ilmu kesehatan Masyarakat dan antropologi, yaitu data mengenai konsepsi dan sikap
penduduk desa tentang kesehatan, sakit, dukun, obat –obatan tradisional,
kebiasaan serta pantangan makan, dan lain-lain.
Hubungan
antara ilmu pskisatri dan antropologi. Hubungan antara psikiatri dan antropologi merupakan suatu pengluasan
dari hubungan antara antro-pologi dan psikologi, yang kemudian mendapat fungsi
yang praktis.
Hubungan
antara ilmu linguistik dan antropologi. Ilmu lingiustik (atau ilmu bahas) terjadi pada akhir abad ke-18. Ilmu
linguistik berkembang menjadi ilmu yang berusaha mengembangkan konsep-konsep.
Hubungan
antara Arkeologi dan Antropologi. Arkeologi, atau ilmu sejarah kebudayaan manusia, pada awalnya meneliti
sejarah dari kebudayaan-kebudayaan kuno di zaman purba, seperti misalnya
kebudayaan Yunani dan rum Klasik, kebudayaan Mesir Kuno, Kebudayaan
Mesopotamia, Kebudayaan kuno Palestina, dan lain-lain. Di indonesia arkeologi
antara lain meneliti sejarah negara-negara Indonesia-Hindu antara abad ke 4 dan
abad ke 16 masehi.
Hubungan
antara ilmu sejarah dan antropologi. Hubungan ini sebenarnya mirip dengan hubungan antara arkeologi dan
antropologi dengan hubungan antara arkeologi dan antropologi terurai diatas.
Untuk menulis sejarah suatu bangsa, antropologi pada awalnya menyediakan bahan
prasejarahnya. Demikian juga berbagai masalah dalam historiografi dari sejarah
suatu bangsa dapat dipecahkan dengan metode-metode antropologi. Berbagai sumber
sejarah, seperti prasasti, dokumen, naskah tradisional, dan arsip kuno,
seringkali hanya dapat mengungkapkan peristiwa-persitiwa sejarah yang terbatas
pada bidang politik saja. Sebaliknya, seluruh latar belakang sosial dari
peristiwa-peristiwa politik konsep-konsep tentang kehidupan masyarakat yang dikembangkan
antropologi dan ilmu –ilmu sosial dapat memberi pengertian kepada para ahli
sejarah untuk mengisi latar belakang suatu peristiwa politik dimasa lampau.
Untuk memecahkan masalah-masalah yang diakibatka oleh pengaruh kebudayaan
asing.
Hubungan
antara Geografi dan antropologi. Geografi, atau ilmu bumi, mencoba mencapai pengertian tentang alam
dunia ini dengan gambaran-gambaran tentang bumi dan ciri-ciri dari segala
bentuk hidup yang ada dibumi, seperti flora dan fauna.
Hubungan
antara ilmu ekonomi dan antropologi. Dalam banyak negara penduduk pedesaanya lebih besar jumlahnya daripada
penduduk kotanya, kekuatan, proses, dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku dalam
kegiatan kehidupan ekonominya sangat dipengaruhi system kemasyarakatan, cara
berpikir, pandangan, serta sikap hidup warga masyarakat pedesaan.
Hubungan
antara ilmu hukum adat Indonesia dan antropologi. Timbulnya ilmu hukum adat Indonesia pada
permulaan abad ke-20, para ahli telah menyadari pentingnya antropologi sebagai
ilmu Bantu dalam melakukan penelitian-penelitiannya.
Hubungan
antara ilmu administrasi dan antropologi. Ilmu administrasi tentu akan menghadapi masalah-masalah
yang sama seperti ilmu ekonomi.
Hubungan
antara ilmu politik dan antropologi. Ilmu politik telah melebarkan perhatiannya ke masalah-masalah yang
menyangkut latar belakang sosial budaya dari kekuatan-kekuatan politik.
Ilmu
gabungan mengenai tingkah laku manusia. Tingkah laku dan tindakan manusia tidak hanya diteliti antropologi
melainkan juga oleh berbagai ilmu sosial seperti sosiologi dan psikologi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan
orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat
istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Administrasi negara
adalah proses kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersaama.
Antropologi berkembang
melalui beberapa fase yakni
1. Fase pertama terjadi
pada sebelum tahun 1800-an
2. Fase kedua terjadi
pada tahun 1800-an
3. Fase ketiga terjadi
pada awal abad ke 20
4.Fase keempat terjadi
pada tahun 1930an
Antropologi mempunyai
hubungan dengan ilmu administrasi negar yaitu:
di dalam ilmu administrasi
negara, dikenal suatu konsep yaitu sistem administrasi negara.
Setiap negara pasti memiliki sistem administrasi negara masing - masing.
sistem ini tidaklah berdiri sendiri, tapi dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, termasuk dari ilmu antropologi.
dengan kata lain, antropologi mempengaruhi sistem administrasi negara di sebuah negara.
ilmu antropologi itu sendiri mempelajari budaya yang ada di dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, budaya di dalam masyarakat tsb akan mempengaruhi sistem administrasi negara.
misalnya saja di masyarakat negara maju, di mana lebih mengutamakan budaya profesionalisme. Budaya profesional ini akan turut mempengaruhi sistem administrasi negara sehingga para aparat di dalamnya menganut budaya profesional.
Setiap negara pasti memiliki sistem administrasi negara masing - masing.
sistem ini tidaklah berdiri sendiri, tapi dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, termasuk dari ilmu antropologi.
dengan kata lain, antropologi mempengaruhi sistem administrasi negara di sebuah negara.
ilmu antropologi itu sendiri mempelajari budaya yang ada di dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, budaya di dalam masyarakat tsb akan mempengaruhi sistem administrasi negara.
misalnya saja di masyarakat negara maju, di mana lebih mengutamakan budaya profesionalisme. Budaya profesional ini akan turut mempengaruhi sistem administrasi negara sehingga para aparat di dalamnya menganut budaya profesional.
B.saran
Apa yang baru anda dapatkan dari makalah ini bukanlah suatu hal yang bisa memberi banyak manfaat selama anda hanya berpedoman pada satu literatur saja. Jadi, untuk mengembangkan potensi anda dalam mengetahui dan memahami suatu disiplin ilmu maka fungsikanlah otak anda dan berpikirlah untuk menemukan apa yang ingin anda ketahui. Dan jangan pernah merasa puas dengan apa yang anda dapatkan dan telah anda dapatkan.
Apa yang baru anda dapatkan dari makalah ini bukanlah suatu hal yang bisa memberi banyak manfaat selama anda hanya berpedoman pada satu literatur saja. Jadi, untuk mengembangkan potensi anda dalam mengetahui dan memahami suatu disiplin ilmu maka fungsikanlah otak anda dan berpikirlah untuk menemukan apa yang ingin anda ketahui. Dan jangan pernah merasa puas dengan apa yang anda dapatkan dan telah anda dapatkan.
Saya juga
sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini mempunyai
kekurangan-kekurangan, olehnya itu saya
mengharapkan masukan yang sifatnya
membangun dari para pembaca, agar saya bisa memperbaiki makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
id.answers.yahoo.com
› ...4naldo.wordpress.com
lowongankerjabaru.net
/.www.scribd.com/
d.wikipedia.org