Rabu, 18 Desember 2013

kelompok kepentingan,partai politik dan gerakan politik



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
            Setiap individu maupun masyarakat memiliki kepentingan yang harus di raih dan dipertahankan bagi kelangsungan kehidupannya, baik dalam keluarga, masyarakat,negara,maupun
dengan negara lain.dalam rangka meraih dan mempertahankan kepentingannya ini, tentu saja memerlukan kerja keras.perjuangan yang semuanya bersentuhan dengan individu atau masyarakat, maupun yang lebih luas yaitu negara dan pihak internasional.untuk itu semua memerlukan dukungan dari semua pihak.sehingga memperoleh tanggapan yang positif dari pihak masyarakat atau pihak tertentu yang menjadi tujuan kepentingan tersebut.hal yang mendasar sebagai latar belakang kelompok kepentingan ini adalah adanya dominasi individu,masyarakat,negara, dan negara lain lemah, (terbelakang, lemah dan baru berkembang) yang dapat membahayakan kelangsungan kehidupannya dalam segi kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. RUMUSAN MASALAH
A. pengertian kelompok kepentingan
b. tujuan kelompok kepentingan
c. gerakan politik
d.partai politik dan kelompok kepentingan partai plitik
e.gerakan politik yang bisa dilakukan oleh mahasiswa




BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
        Kelompok kepentinan (interest group) adalah setiap organisasi yang berusaha mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah tanpa berkehendak memperoleh jabatan publik. Kecuali dalam keadaan luar biasa.kelompok kepentingan tidak berusaha menguasai pengeloaan pemerintahan secara langsung. Sekalipun mungkin pemimpin-pemimpin atau anggotanya memenangkan kedudukan-kedudukan politik politik berdasarkan pemilihan umum, kelompok kepentingan itu sendiri tidak dipandang sebagai organisasi yang menguasai pemerintah.
B.TUJUAN KELOMPOK KEPENTINGAN
 a.untuk melindungi kepentingannya dari adanya dominasi dan penyelewengan oleh                            pemerintah atau negara.
b.untuk menjadi wadah bagi pemberdayan masyarakat dalam kehidupannya
c.untuk menjadi wadah pengawasan dan pengamatan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah dan negara.
d.untuk menjadi wadah kajian dan analisis bagi aspek-aspek pembangunan nasional dalam semua bidang kehidupan.
C. GERAKAN POLITIK
Sebuah gerakan politik adalah gerakan sosial di bidang politik. Sebuah gerakan politik yang dapat diorganisir sekitar isu tunggal atau serangkaian isu, atau sekitar satu set keprihatinan bersama kelompok sosial. Berbeda dengan partai politik, gerakan politik tidak diselenggarakan untuk memilih anggota gerakan untuk kantor pemerintah, melainkan sebuah gerakan politik bertujuan untuk meyakinkan warga negara dan / atau petugas pemerintah untuk mengambil tindakan pada isu-isu dan keprihatinan yang merupakan fokus gerakan.
Partai politik pertama-tama lahir di negara-negara Eropa Barat. Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di pihak lain.
 
D.PARTAI  POLITIK  DAN  KELOMPOK  KEPENTINGAN PARTAI POLITIK 
1. Pengertian Partai Politik 
Carl friedrich dalam (Surbakti : 1999 : 116), memberi batasan mengenai partai politik,yaitu sekelompok manusia yang terorganisasikan secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimpin partainya,dan berdasarkan kekuasaan itu akan memberikan kegunaan materil dan idiil kepada paraanggotanya. Sementara itu, Soltau dalam (Surbakti : 1999 : 116), juga memberikandefinisi partai politik sebagai kelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisasikan , yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan denganmemanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan untuk menguasai pemerintahandan menjalankan kebijakan umum yang mereka buat.Dari uraian tersebut di atas dapat kita rumuskan pengertian partai politik merupakankelompok anggota yang terorganisasi secara rapi dan stabil yang dipersatukan dandimotivasi dengan ideologi tertentu, dan yang berusaha mencari dan mempertahankankekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna melaksanakan alternatif kebijakan umum yang mereka susun. Alternatif kebijakan umum yang disusun inimerupakan hasil pemaduan berbagai kepentingan yang hidup dalam masyarakat,sedangkan cara mencari dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan kebijakanumum dapat melalui pemilihan umum dan cara-cara lain yang sah
2. Fungsi Partai Politik 
Fungsi utama partai politik ialah mencari dan mempertahankan kekuasaan gunamewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Cara yangdigunakan oleh suatu pertai politik dalam sistem politik demokrasi untuk mendapatkandan mempertahankan kekuasaan ialah ikut serta dalam pemilihan umum, sedangkan carayang digunakan partai tunggal dalam sistem politik totaliter berupa paksaan fisik dan psikologik oleh suatau diktatorial kelompok (komunis) maupun oleh diktatorial individu(fasis).Ketika melaksanakan fungsi itu partai politik dalam sistem politik demokrasi melakukantiga kegiatan. Adapun ketiga kegiatan meliputi seleksi calon-calon, kampanye, danmelaksanakan fungsi pemerintahan (legislatif dan / atau eksekutif). Apabila kekuasaanuntuk memerintah telah diperoleh maka partai politik itu berperan pula sebagai pembuatkeputusan politik. Partai politik yang tidak mencapai mayoritas di badan perwakilanrakyat akan berperan sebagai pengontrol terhadap partai mayoritas. Dalam sistem politik totaliter kalaupun dilaksanakan maka pemilihan umum lebih berfungsi sebagai sarana pengesahan calon tunggal yang telah ditetapkan lebih dahulu oleh partai tunggal.
 Namun, partai politik baik dalam sistem politik demokrasi maupun dalam sistem politik totaliter, juga melaksanakan sejumlah fungsi lain. Berikut ini dikemukakan sejumlah fungsi laintersebut.
a. Sosialisasi Politik 
Yang dimaksud dengan sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggotamasyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsungdalam masyarakat
.
Proses ini berlangsung seumur hidup yang diperoleh secara sengajamelalui pendidikan formal, nonformal dan informal maupun secara tidak sengaja malaluikontak dan pengalaman sehari-hari baik dalam kehidupan keluarga dan tetangga maupundalam kehidupan masyarakat.Dari segi metode penyampaian pesan, sosialisasi politik dibagi dua, yakni : pendidikan politik dan indoktrinasi politik.1.1.Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogis di antara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini, para anggota masyarakat mengenaldan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik. Pendidikan politik dipandang sebagai proses dialog antara pendidik seperti sekolah, pemerintah, partai politik dan peserta didik dalam rangka pemahaman, penghayatan dan pemahamannilai, norma dan simbol politik yang dianggap ideal dan baik. Melaluikegiatan kursus, latihan kepemimpinan, diskusi dan keikutsertaan dalam berbagai forum pertemuan, partai politik dalam sistem politik demokrasidapat melaksanakan fungsi pendidikan politik.2.Indoktrinasi politik ialah proses sepihak ketika penguasa memobilisasi danmemanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan simbolyang dianggap oleh pihak yang berkuasa sebagai ideal dan baik.Indoktrinasi politik ini dilakukan melalui berbagai forum pengarahan yang penuh dengan paksaan psikologis, dan latihan yang penuh disiplin.
b. Rekrutmen Politik.
Rekrutmen politik ialah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorangatau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik padaumumnya dan pemerintahan pada khususnya. Fungsi ini semakin besar porsinyamanakala partai politik itu merupakan partai tunggal seperti dalam sistem politik totaliter,atau manakala suatu partai merupakan mayoritas di dalam badan perwakilan rakyatsehingga berwenang membentuk pemerintahan dalam sistem politik demokrasi. Fungsirekrutmen merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan kekuasaan.Selain itu, fungsi rekrutmen politik sangat penting bagi kelangsungan sistem politik sebab
tanpa elit yang mampu melaksanakan peranannya, kelangsungan hidup suatu sistem politik akan terancam berakhir.
c. Partisipasi Politik 
Partisipasi politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintahan. Kegiatan yang dimaksud antara lain mengajukan tuntutan, membayar  pajak, melaksanakan keputusan, mengajukan kritik dan koreksi atas pelaksanaan suatukebijakan umum, dan mendukung atau menentang calon pemimpin tertentu, mengajukanalternatif pemimpin, dan memilih wakil rakyat dalam pemimlihan umum. Dalam hal ini, partai politik mempunyai fungsi untuk membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak  para anggota dan anggota masyarakat yang lain untuk menggunakan partai politik sebagai saluran kegiatan mempengaruhi proses politik. Fungsi ini lebih tinggi porsinyadalam sistem politik demokrasi daripada dalam sistem politik totaliter karena dalamsistem politik yang terakhir ini lebih mengharapkan ketaatan dari para warga negara.
d. Pemadu Kepentingan
Dalam masyarakat terdapat sejumlah kepentingan yang berbeda bahkan kadang kalasaling bertentangan seperti antara kehendak mendapatkan keuntungan sebanyak- banyaknya dan kehendak untuk mendapatkan barang dan jasa dengan harga murah tapi bermutu; antara kehendak untuk mencapai efisiensi dan penerapan teknologi yangcanggih tetapi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, dan kehendak untuk mendapatkandan mempertahankan pekerjaan; antara kehendak untuk mencapai dan mempertahankanmutu pendidikan tinggi dengan jumlah penerimaan mahasisiwa yang lebih sedikit, dankehendak masyarakat untuk menyekolahkan anak ke perguruan tinggi; antara kehendak menciptakan dan memelihara kestabilan politik dan kehendak berbagai kelompok sepertimahasiswa, intelektual, pers, dan kelompok agama untuk berkumpul dan menyatakan pendapat secara bebas.Untuk menampung dan memadukan berbagai kepentingan yang berbeda dan bahkansering bertentangan itu maka partai politik dibentuk. Menurut Almond dan Powel dalam(Surbakti :1999 : 119), yang dimaksud dengan fungsi pemadu kepentingan adalahkegiatan menampung , menganalisis dan memadukan berbagai kepentingan yang berbedamenjadi berbagai alternatif kepentingan umum, kemudian diperjuangkan dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.Sebagaimana dikemukakan di atas, fungsi ini merupakan salah satu fungsi utama partai politik sebelum mencari dan mempertahankan kekuasaan. Fungsi ini sangat menonjoldalam sistem politik demokrasi. Karena dalam sistem politik totaliter, kepentingandianggap seragam maka partai politik dalam sistem ini kurang melaksanakan fungsi pemaduan kepentingan. Alternatif kebijakan umum yang diperjuangkan oleh partaitunggal dalam sistem politik totaliter lebih banyak merupakan tafsiran atas ideologidoktriner. Dalam sistem politik demokrasi, ideologi digunakan sebagai cara memandang permasalahan dan perumusan penyelesaian permasalahan.
d. Pemadu Kepentingan
Dalam masyarakat terdapat sejumlah kepentingan yang berbeda bahkan kadang kalasaling bertentangan seperti antara kehendak mendapatkan keuntungan sebanyak- banyaknya dan kehendak untuk mendapatkan barang dan jasa dengan harga murah tapi bermutu; antara kehendak untuk mencapai efisiensi dan penerapan teknologi yangcanggih tetapi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, dan kehendak untuk mendapatkandan mempertahankan pekerjaan; antara kehendak untuk mencapai dan mempertahankanmutu pendidikan tinggi dengan jumlah penerimaan mahasisiwa yang lebih sedikit, dankehendak masyarakat untuk menyekolahkan anak ke perguruan tinggi; antara kehendak menciptakan dan memelihara kestabilan politik dan kehendak berbagai kelompok sepertimahasiswa, intelektual, pers, dan kelompok agama untuk berkumpul dan menyatakan pendapat secara bebas.Untuk menampung dan memadukan berbagai kepentingan yang berbeda dan bahkansering bertentangan itu maka partai politik dibentuk. Menurut Almond dan Powel dalam(Surbakti :1999 : 119), yang dimaksud dengan fungsi pemadu kepentingan adalahkegiatan menampung , menganalisis dan memadukan berbagai kepentingan yang berbedamenjadi berbagai alternatif kepentingan umum, kemudian diperjuangkan dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.Sebagaimana dikemukakan di atas, fungsi ini merupakan salah satu fungsi utama partai politik sebelum mencari dan mempertahankan kekuasaan. Fungsi ini sangat menonjoldalam sistem politik demokrasi. Karena dalam sistem politik totaliter, kepentingandianggap seragam maka partai politik dalam sistem ini kurang melaksanakan fungsi pemaduan kepentingan. Alternatif kebijakan umum yang diperjuangkan oleh partaitunggal dalam sistem politik totaliter lebih banyak merupakan tafsiran atas ideologidoktriner. Dalam sistem politik demokrasi, ideologi digunakan sebagai cara memandang permasalahan dan perumusan penyelesaian permasalahan.
 
e. Komunikasi Politik 
Pendapat Lucyan W. Pie dalam (Surbakti :1999 : 119), bahwa komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi mengenai politik dari pemerintah kepada masyarakat dandari masyarakat kepada pemerintah. Dalam hal ini, partai politik berfungsi sebagaikomunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat sebagaimana diperankan oleh partai politik di negaratotaliter tetapi juga menyampaikan aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah. Kedua fungsi ini dilaksanakan oleh partai-partai politik dalam sistem politik demokrasi.Dalam melaksanakan fungsi ini partai politik tidak menyampaikan begitu saja segalainformasi dari pemerintah kepada masyarakat atau dari masyarakat kepada pemerintah,tetapi merumuskannya sedemikian rupa sehingga penerima informasi (komunikan) dapatdengan mudah memahami dan memanfaatkan. Dengan demikian segala kebijakan pemerintah yang biasanya tidak terumuskan dalam bahasa teknis diterjemahkan ke dalam bahasa yang mudah dipahami masyarakat. Sebaliknya, segala aspirasi, keluhan dantuntutan masyarakat yang biasanya tidak terumuskan dalam bahasa teknis dapatditerjemahkan oleh partai politik ke dalam bahasa yang dapat dipahami oleh pemerintah.Jadi, proses komunikasi politik antara pem,erintah dan masyarakat dapat berlangsungsecara efektif melalui partai politik.
f. Pengendalian Konflik 
Konflik yang dimaksud di sini dalam arti yang luas, mulai dari perbedaan pendapatsampai pada pertikaian fisik antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Dalamnegara demokrasi, setiap warga negara atau kelompok masyarakat berhak menyampaikandan memperjuangkan aspirasi dan kepentingannya sehingga konflik merupakan gejalayang sukar dielakkan.Akan tetapi, tentu suatu sistem politik hanya akan mentolerir konflik yang tidak menghancurkan dirinya sehingga permasalahanya bukan menghilangkan konflik itu,melainkan mengendalikan konflik melalui lembaga demokrasi untuk mendapatkan penyelesaian dalam bentuk keputusan politik.Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsi untuk mengendalikankonflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung danmemadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik danmembawa permasalahan ke dalam musyawarah badan perwakilan rakyat untuk mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik. Untuk mencapai penyelesaian berupa keputusan itu diperlukan kesediaan berkompromi di antara para wakil rakyat yang berasal dari partai-partai politik. Apabila partai-partai politik keberatan untuk mengadakan kompromi maka partai politik bukannya mengendalikan konflik, melainkanmenciptakan konflik dalam masyarakat.
g. Kontrol Politik 
Kontrol politik ialah kegiatan untuk menunjukkan kesalahan dan penyimpangan dalam isisuatu kebijakan atau dalam pelaksanakan kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah. Dalam melakukan suatu kontrol politik atau pengawasan harus ada tolok ukur yang jelas sehingga kegiatan itu bersifat relatif objektif.Tolok ukur suatu kontrol politik berupa nilai-nilai politik yang dianggap ideal dan baik (ideologi) yang dijabarkan ke dalam berbagai kebijakan atau peraturan perundang-undangan. Tujuan kontrol politik, yakni meluruskan kebijakan atau pelaksanaankebijakan yang menyimpang dan memperbaiki yang keliru sehingga kebijakan dan pelaksanaannya sejalan dengan tolok ukur tersebut. fungsi kontrol ini merupakan salahsatu mekanisme politik dalam sistem politik demokrasi untuk memperbaiki danmemperbaharui dirinya secara terus menerus.Dalam melaksanakan fungsi kontrol politik, partai politik juga harus menggunakan jugatolok ukur tersebut sebab tolok ukur itu pada dasarnya merupakan hasil kesepakatan bersama sehingga seharusnya menjadi pegangan bersama. Dalam sistem kabinet parlementer, kontrol yang dilakukan oleh partai politik oposisi terhadap kebijakan partaiyang memerintah dapat menjatuhkan partai yang berkuasa apabila mosi tidak percaya(karena pemerintah sulit memberi penjelasan yang memuaskan terhadap isi kontrol politik oposisi) mendapatkan dukungan mayoritas dari parlemen.Menurut Samuel P. Huntington dalam (Surbakti : 1999 : 121), bahwa berdasarkankenyataan tidak semua fungsi dilaksanakan dalam porsi dan tingkat keberhasilan yangsama. Hal ini tidak hanya bergantung pada sistem politik yang menjadi konteks yangmelingkupi partai politik, tetapi juga ditentukan oleh faktor lain. Di antara faktor lain itu berupa tingkat dukungan yang diberikan anggota masyarakat terhadap partai politik (berakar tidaknya partai dalam masyarakat), dan tingkat kelembagaan partai yang dapatdiukur dari segi kemampuan adaptasi, kompleksitas organisasi, otonomi, dankesatuannya.
KELOMPOK KEPENTINGAN
Kelompok kepentingan ialah sarana yang digunakan sekelompok orang yang memilikikepentingan yang sama dan secara bersama-sama menyampaikan kepentingan merekakepada pemerintah. Kepentingan tersebut dapat berupa kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, nilai-nilai, dan harapan-harapan – yang bisa terpenuhi, akan tetapi bisa jugadikecewakan oleh tindakan-tindakan pemerintah. Seseorang ataupun sekelompok orang bisa pula diuntungkan akan tetapi bisa dirugikan oleh tindakan atau keputusan tersebut.Oleh karena itu warga negara sangat memperhatikan dan berkepentingan dengankeputusan-keputusan yang dibuat oleh pemerintah. Mereka menyatakan ataumengartikulasikan kepentingan mereka kepada lembaga-lembaga politik dan pemerintahmelalui kelompok-kelompok yang mereka bentuk bersama dengan orang lain yangmemiliki kepentingan yang sama.Walaupun kelompok kepentingan yang terorganisir tidak mudah dibedakan dengan partai politik, akan tetapi ada satu perbedaan yang nampaknya secara umum diterima.
E.Gerakan politik yang bisa dilakukan oleh mahasiswa
Gerakan politik mahasiswa yang saya maksud dari tadi adalah gerakan politik vertikal dan horizontal. Gerakan politik vertikal adalah gerakan mahasiswa yang berfungsi sebagai kontrol moral dan sosial kepada pemerintahan yang sedang berjalan. Gerakan politk horisontal pun sebenarnya memiliki fungsi yang sama, walaupun memang tidak langsung menusuk tajam kepada pemerintah. Gerakan politik horisontal inilah yang banyak digemakan oleh pihak-pihak yang ingin mengucilkan peran gerakan politik vertikal. Tujuan utama tentu agar keleluasaan kekuasaan yang sedang dipegang oleh pemerintah tidak mendapat tekanan dari mahasiswa dan masyarakat. Tujuan-tujuan lain yang menjadi tujuan sampingan tentu masih banyak lagi yang bisa diuraikan. Gerakan politik horisontal yang digemakan media-media hari ini pun tidak sepenuhnya gerakan politik horisontal yang utuh, karena ada fungsi tidak langsung untuk pemerintah yang sama sekali tidak ditekankan –untuk tidak menyebut “dibuang sama sekali”.
Mahasiswa hari ini banyak berbicara pengabdian kepada masyarakat dengan pemanfaatan dan penerapan keilmuan yang sudah dipelajari selama kuliah. Berbagai macam inisiatif gerakan pengabdian kepada masyarakat muncul menjamur di kalangan mahasiswa. Mulai dari kegiatan mahasiswa mengajari anak-anak usia sekolah, penerapan teknologi tepat guna di desa-desa, kewirausahaan, inovasi, dan lain-lain. Gerakan-gerakan ini memang semakin mewarnai dan meramaikan jenis gerakan politik yang bisa dikerjakan oleh mahasiswa. Berbagai instansi dan industri pun tidak kalah bersemangat mendorong kiprah-kiprah mahasiswa di bidang-bidang ini. Setiap kegiatan yang mengusung isu-isu yang disebutkan di atas selalu menarik minat industri dan mahasiswa lain untuk hadir mengisi kegiatan yang diadakan. Gerakan ini sering disebut dengan gerakan horisontal oleh mahasiswa dan sudah mulai ramai semenjak sekita 3-4 tahun terakhir. Namun, gerakan horisontal yang diusung masih belum utuh, mengingat hanya masyarakat saja yang diberikan manfaat, belum menyentuh kepada gerakan yang menekan pemerintah sebagai perumus kebijakan dan penanggungjawab keberjalanan negara. Gerakan horisontal ini melupakan aspek kontrol sosial, moral dan politik kepada pemerintah sehingga tetap saja ada kesenjangan antara masyarakat dengan penyelenggara negara.
Gerakan semacam ini yang disebut di awal tadi sebagai NKK/BKK bentuk baru dengan cara-cara yang lebih halus dan elegan. Mahasiswa secara perlahan dinafikan dari kehidupan berpolitik negara. Secara perlahan komentar mahasiswa dialihkan kepada komentar-komentar yang men-”sekuler”-kan –memisahkan– antara mahasiswa, masyarakat dan negara. Mahasiswa merasa lebih bermanfaat jika mengamalkan keilmuan untuk masyarakat, sedangkan negara dibiarkan saja dengan kebobrokan yang merajalela tanpa mahasiswa mau ikut beraksi menentang kezhaliman yang terjadi di lingkup penyelenggara negara. Ini yang kemudian mengakibatkan gerakan aksi ke jalan selalu mendapatkan sentimen negatif karena tidak dirasa menimbulkan manfaat yang tepat guna untuk masyarakat. Penggiringan opini mahasiswa seperti harus menjadi kekhawatiran bersama semua mahasiswa, terutama mahasiswa yang memegang peranan penting terhadap kaderisasi di kampus masing-masing. Penggiringan opini kepada kepada gerakan horisontal yang setengah-setengah ini harus dilawan dengan melakukan telaah lebih mendalam terhadap sejarah dan melakukan rekonstruksi terhadap hal-hal yang mulai tidak tajam lagi.
Jika kembali membahas peran media, kita bisa menyalahkan idealisme media yang hanya mengejar rating saja; mengejar sebanyak-banyak pengakses berita yang diterbitkan oleh media tersebut. Di jaman yang penuh subversif seperti pada jaman NKK/BKK, tentu berita yang memiliki rating tinggi adalah berita yang mengungkap tentang gerakan vertikal mahasiswa terhadap penyelenggara negara, terkhusus Presiden pada saat itu. Pada jaman ini pula, saya yakin banyak mahasiswa yang bergerak di bidang-bidang pengabdian kepada masyarakat, namun tidak mendapatkan ekspose yang cukup menggigit oleh media. Saat ini, media melihat bahwa isu-isu yang menarik perhatian sebagian besar pengakses berita adalah isu-isu prestasi di bidang sains, teknologi, dan seni. Prestasi atau geliat mahasiswa di bidang politik perlahan-lahan mendapatkan porsi yang semakin berkurang.














BAB III
PENUTUP
A.SIMPULAN
        Kelompok kepentinan (interest group) adalah setiap organisasi yang berusaha mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah tanpa berkehendak memperoleh jabatan publik.
Tujuan kelompok kepentingan
a.untuk melindungi kepentingannya dari adanya dominasi dan penyelewengan oleh                            pemerintah atau negara.
b.untuk menjadi wadah bagi pemberdayan masyarakat dalam kehidupannya
c.untuk menjadi wadah pengawasan dan pengamatan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah dan negara.
d.untuk menjadi wadah kajian dan analisis bagi aspek-aspek pembangunan nasional dalam semua bidang kehidupan.
1. Mahasiswa harus selalu awas dan waspada terhadap perkembangan yang terjadi di lingkup lokal, nasional, regional, bahkan global. Wawasan bisa ditambah dengan membaca buku dengan horison waktu yang cukup panjang serta ragam yang banyak berbeda. Hal ini akan menajamakan analisis dan mengukuhkan sintesis terhadap perkembangan yang terjadi.
2. Mahasiswa harus bisa membahasakan gerakan-gerakan yang dibangun agar sesuai dengan bahasa kaum yang ingin diajak. Gerakan politik vertikal mulai mendapatkan sentimen negatif karena masih menggunakan bahasa-bahasa komunikasi yang tidak berubah dari jaman dulu sampai sekarang. Hal ini menyulitkan penerimaan oleh pihak lain yang masih dangkal dalam memahami gerakan politik vertikal yang diusung. Mahasiswa juga harus mulai menyempurnakan gerakan politik horisontal sehingga tidak ada sama sekali aspek yang tertinggal, baik aspek manfaat terhadap mahasiswa, masyarakat, maupun negara. Gerakan politik mahasiswa harus menjadi satu lagi tanpa ada pembedaan, sehingga pembagian peran-peran gerakan oleh mahasiswa akan mendapatkan dukungan yang sama besar di segi manapun.
3. Tulisan ini harus terus dikritik dan disegarkan sebagai bentuk kepedulian dan keresahan bersama terhadap perkembangan yang terjadi di mahasiswa dan negara saat ini. Tulisan ini tentu penuh dengan kekurangan dan diskusi yang masih bisa didukung, dipatahkan, didebat, atau bahkan diubah sama sekali. Tulisan ini adalah pemicu yang timbul dari keresahan oleh karena melihat perkembangan yang terjadi di masyarakat hari ini.
B.SARAN
Apa yang baru anda dapatkan dari makalah ini bukanlah suatu hal yang bisa memberi banyak manfaat selama anda hanya berpedoman pada satu literatur saja. Jadi, untuk mengembangkan potensi anda dalam mengetahui dan memahami suatu disiplin ilmu maka fungsikanlah otak anda dan berpikirlah untuk menemukan apa yang ingin anda ketahui. Dan jangan pernah merasa puas dengan apa yang anda dapatkan dan telah anda dapatkan.
Saya juga sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini mempunyai kekurangan-kekurangan, olehnya itu saya  mengharapkan masukan  yang sifatnya membangun dari para pembaca, agar saya bisa memperbaiki makalah selanjutnya.









D
e. Komunikasi Politik 
Pendapat Lucyan W. Pie dalam (Surbakti :1999 : 119), bahwa komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi mengenai politik dari pemerintah kepada masyarakat dandari masyarakat kepada pemerintah. Dalam hal ini, partai politik berfungsi sebagaikomunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat sebagaimana diperankan oleh partai politik di negaratotaliter tetapi juga menyampaikan aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah. Kedua fungsi ini dilaksanakan oleh partai-partai politik dalam sistem politik demokrasi.Dalam melaksanakan fungsi ini partai politik tidak menyampaikan begitu saja segalainformasi dari pemerintah kepada masyarakat atau dari masyarakat kepada pemerintah,tetapi merumuskannya sedemikian rupa sehingga penerima informasi (komunikan) dapatdengan mudah memahami dan memanfaatkan. Dengan demikian segala kebijakan pemerintah yang biasanya tidak terumuskan dalam bahasa teknis diterjemahkan ke dalam bahasa yang mudah dipahami masyarakat. Sebaliknya, segala aspirasi, keluhan dantuntutan masyarakat yang biasanya tidak terumuskan dalam bahasa teknis dapatditerjemahkan oleh partai politik ke dalam bahasa yang dapat dipahami oleh pemerintah.Jadi, proses komunikasi politik antara pem,erintah dan masyarakat dapat berlangsungsecara efektif melalui partai politik.
f. Pengendalian Konflik 
Konflik yang dimaksud di sini dalam arti yang luas, mulai dari perbedaan pendapatsampai pada pertikaian fisik antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Dalamnegara demokrasi, setiap warga negara atau kelompok masyarakat berhak menyampaikandan memperjuangkan aspirasi dan kepentingannya sehingga konflik merupakan gejalayang sukar dielakkan.Akan tetapi, tentu suatu sistem politik hanya akan mentolerir konflik yang tidak menghancurkan dirinya sehingga permasalahanya bukan menghilangkan konflik itu,melainkan mengendalikan konflik melalui lembaga demokrasi untuk mendapatkan penyelesaian dalam bentuk keputusan politik.Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsi untuk mengendalikankonflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung danmemadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik danmembawa permasalahan ke dalam musyawarah badan perwakilan rakyat untuk mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik. Untuk mencapai penyelesaian berupa keputusan itu diperlukan kesediaan berkompromi di antara para wakil rakyat yang berasal dari partai-partai politik. Apabila partai-partai politik keberatan untuk mengadakan kompromi maka partai politik bukannya mengendalikan konflik, melainkanmenciptakan konflik dalam masyarakat.
g. Kontrol Politik 
 
Kontrol politik ialah kegiatan untuk menunjukkan kesalahan dan penyimpangan dalam isisuatu kebijakan atau dalam pelaksanakan kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah. Dalam melakukan suatu kontrol politik atau pengawasan harus ada tolok ukur yang jelas sehingga kegiatan itu bersifat relatif objektif.Tolok ukur suatu kontrol politik berupa nilai-nilai politik yang dianggap ideal dan baik (ideologi) yang dijabarkan ke dalam berbagai kebijakan atau peraturan perundang-undangan. Tujuan kontrol politik, yakni meluruskan kebijakan atau pelaksanaankebijakan yang menyimpang dan memperbaiki yang keliru sehingga kebijakan dan pelaksanaannya sejalan dengan tolok ukur tersebut. fungsi kontrol ini merupakan salahsatu mekanisme politik dalam sistem politik demokrasi untuk memperbaiki danmemperbaharui dirinya secara terus menerus.Dalam melaksanakan fungsi kontrol politik, partai politik juga harus menggunakan jugatolok ukur tersebut sebab tolok ukur itu pada dasarnya merupakan hasil kesepakatan bersama sehingga seharusnya menjadi pegangan bersama. Dalam sistem kabinet parlementer, kontrol yang dilakukan oleh partai politik oposisi terhadap kebijakan partaiyang memerintah dapat menjatuhkan partai yang berkuasa apabila mosi tidak percaya(karena pemerintah sulit memberi penjelasan yang memuaskan terhadap isi kontrol politik oposisi) mendapatkan dukungan mayoritas dari parlemen.Menurut Samuel P. Huntington dalam (Surbakti : 1999 : 121), bahwa berdasarkankenyataan tidak semua fungsi dilaksanakan dalam porsi dan tingkat keberhasilan yangsama. Hal ini tidak hanya bergantung pada sistem politik yang menjadi konteks yangmelingkupi partai politik, tetapi juga ditentukan oleh faktor lain. Di antara faktor lain itu berupa tingkat dukungan yang diberikan anggota masyarakat terhadap partai politik (berakar tidaknya partai dalam masyarakat), dan tingkat kelembagaan partai yang dapatdiukur dari segi kemampuan adaptasi, kompleksitas organisasi, otonomi, dankesatuannya.
II. KELOMPOK KEPENTINGAN
Kelompok kepentingan ialah sarana yang digunakan sekelompok orang yang memilikikepentingan yang sama dan secara bersama-sama menyampaikan kepentingan merekakepada pemerintah. Kepentingan tersebut dapat berupa kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, nilai-nilai, dan harapan-harapan – yang bisa terpenuhi, akan tetapi bisa jugadikecewakan oleh tindakan-tindakan pemerintah. Seseorang ataupun sekelompok orang bisa pula diuntungkan akan tetapi bisa dirugikan oleh tindakan atau keputusan tersebut.Oleh karena itu warga negara sangat memperhatikan dan berkepentingan dengankeputusan-keputusan yang dibuat oleh pemerintah. Mereka menyatakan ataumengartikulasikan kepentingan mereka kepada lembaga-lembaga politik dan pemerintahmelalui kelompok-kelompok yang mereka bentuk bersama dengan orang lain yangmemiliki kepentingan yang sama.Walaupun kelompok kepentingan yang terorganisir tidak mudah dibedakan dengan partai politik, akan tetapi ada satu perbedaan yang nampaknya secara umum diterima. Suatu
DAFTAR PUSTAKA


ianachmadjanuar72.wordpress.com/2011/06/21/gerakan-mahasiswa-yang-dialihperhatiankan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar